haqi koesam
kisah penguraian makna hidup
Minggu, 18 November 2018
perjalanan mt.buthak 2868 mdpl.
Jalur awal memang sama dengan jalur yang
dilalui untuk mendaki Panderman. anda harus hati-hati karena memang
banyak sekali percabangan untuk menuju jalur utama,
Sabtu, 06 Mei 2017
4 harimau nusantara
4 harimau nusantara menjajaki kaki di puncak basundaara mt.panderman batu,jawa timur indonesia
jangan bertanya mengapa kami mendaki gunung,
karna kami akan memberikan jawaban yg berbeda dan sulit di mengerti,
tapi datanglah ke gunung dan temukan jawabanya
jangan bertanya mengapa kami mendaki gunung,
karna kami akan memberikan jawaban yg berbeda dan sulit di mengerti,
tapi datanglah ke gunung dan temukan jawabanya
Kamis, 10 Maret 2016
Cerita Korban Serangan Seks Massal Tahun Baru di Cologne
COLOGNE
- Seorang wanita di Jerman yang jadi korban serangan seks massal oleh
para imigran asal Arab dan Afrika Utara pada perayaan malam Tahun Baru
di Cologne, Jerman, buka suara. Dia dan para wanita lain tiba-tiba
dikepung sekitar 30 pria imigran yang melakukan serangan seksual dan
merampas barang-barang berharga mereka.
Wanita itu diidentifikasi dengan nama singkat Michelle, 18. Serangan massal itu terjadi di luar stasiun kereta api di Cologne, Jerman Barat. Polisi Cologne menyatakan sekitar 1.000 warga imigran asal Arab dan Afrika Utara mabuk dan melakukan serangan seksual di jalanan pada pesta malam Tahun Baru 2016.
”Pada sekitar pukul 23.00, kami berada di stasiun kereta api utama dan ingin melakukan perjalanan di untuk melihat kembang api, dan itu ketika kami pertama kali melihat semua orang-orang ini berdiri di sekitar (kami),” katanya, kepada N-TV.
”Kami berhasil masuk ke (Gereja) Katedral dan ingin melewati Museum Ludwig untuk bergabung semua orang dan menonton kembang api di tepi sungai, tapi tiba-tiba kami dikelilingi oleh sekelompok pria antara 20 hingga 30 orang,” lanjut dia, seperti dikutip news.com.au, Kamis (7/1/2016).
“Mereka penuh kemarahan, dan kami harus memastikan bahwa tidak satupun dari kami ditarik oleh mereka. Mereka meraba-raba kami dan kami mencoba untuk menjauh secepat mungkin,” ujarnya.
Menurut Michelle, geng penyerang itu merampas ponsel dari saku para gadis karena mencoba melarikan diri. Setelah itu, pesta kembang api dimulai dan para wanita itu justru mengalami serangan horor.”Sekitar pukul 00.30 dan kami kembali ke stasiun kereta api untuk naik kereta yang seharusnya pergi pada pukul 01.00. Tapi ada begitu banyak orang di sekitar (kami), itu benar-benar sulit,” keluh dia.
Polisi Cologne telah menerima 90 aduan pidana, termasuk seorang polisi berpakaian preman yang ikut diserang.
Korban lain, Katja L., 28, mengatakan bahwa dia bersama tiga temannya di luar stasiun juga diserang orang-orang asing dari kalangan imigran. ”Tiba-tiba saya merasa ada tangan di bawah tubuh saya, kemudian pada dada saya, saya diraba-raba di mana-mana,” katanya kepada Cologne Express.
”Itu mengerikan. Meskipun kami berteriak dan memukul-mukul, orang-orang itu tidak berhenti,” ujarnya. Wali Kota Cologne, Henriette Reker, marah atas ulah liar para imigran di pesta malam Tahun Baru. Dia memastikan para pelakunya akan dihukum.
Serangan massal itu juga membuat Kanselir Jerman, Angela Merkel, disalahkan oleh kelompok sayap kanan. Sebab, kebijakan Merkel dianggap terlalu longgar dengan menampung sekitar satu juta pengungsi dan imigran asal Timur Tengah dan Afrika Utara.
Wanita itu diidentifikasi dengan nama singkat Michelle, 18. Serangan massal itu terjadi di luar stasiun kereta api di Cologne, Jerman Barat. Polisi Cologne menyatakan sekitar 1.000 warga imigran asal Arab dan Afrika Utara mabuk dan melakukan serangan seksual di jalanan pada pesta malam Tahun Baru 2016.
”Pada sekitar pukul 23.00, kami berada di stasiun kereta api utama dan ingin melakukan perjalanan di untuk melihat kembang api, dan itu ketika kami pertama kali melihat semua orang-orang ini berdiri di sekitar (kami),” katanya, kepada N-TV.
”Kami berhasil masuk ke (Gereja) Katedral dan ingin melewati Museum Ludwig untuk bergabung semua orang dan menonton kembang api di tepi sungai, tapi tiba-tiba kami dikelilingi oleh sekelompok pria antara 20 hingga 30 orang,” lanjut dia, seperti dikutip news.com.au, Kamis (7/1/2016).
“Mereka penuh kemarahan, dan kami harus memastikan bahwa tidak satupun dari kami ditarik oleh mereka. Mereka meraba-raba kami dan kami mencoba untuk menjauh secepat mungkin,” ujarnya.
Menurut Michelle, geng penyerang itu merampas ponsel dari saku para gadis karena mencoba melarikan diri. Setelah itu, pesta kembang api dimulai dan para wanita itu justru mengalami serangan horor.”Sekitar pukul 00.30 dan kami kembali ke stasiun kereta api untuk naik kereta yang seharusnya pergi pada pukul 01.00. Tapi ada begitu banyak orang di sekitar (kami), itu benar-benar sulit,” keluh dia.
Polisi Cologne telah menerima 90 aduan pidana, termasuk seorang polisi berpakaian preman yang ikut diserang.
Korban lain, Katja L., 28, mengatakan bahwa dia bersama tiga temannya di luar stasiun juga diserang orang-orang asing dari kalangan imigran. ”Tiba-tiba saya merasa ada tangan di bawah tubuh saya, kemudian pada dada saya, saya diraba-raba di mana-mana,” katanya kepada Cologne Express.
”Itu mengerikan. Meskipun kami berteriak dan memukul-mukul, orang-orang itu tidak berhenti,” ujarnya. Wali Kota Cologne, Henriette Reker, marah atas ulah liar para imigran di pesta malam Tahun Baru. Dia memastikan para pelakunya akan dihukum.
Serangan massal itu juga membuat Kanselir Jerman, Angela Merkel, disalahkan oleh kelompok sayap kanan. Sebab, kebijakan Merkel dianggap terlalu longgar dengan menampung sekitar satu juta pengungsi dan imigran asal Timur Tengah dan Afrika Utara.
Langganan:
Postingan (Atom)